Monday, September 28, 2015

Perempuan

Duhai perempuan siapakah kau?
Bila jadi anak, ia adalah bidadari kecil ayah bonda,
permata yang siang malam dijaga keduanya.
Jika jadi pasangan, ia adalah kesenangan terindah,
syurga untuk pasangannya di dunia.
Jika jadi orang tua, waahh..
syurga itu telah berpindah di telapak kakinya,
ia bawa kemana-mana.
Nabi pun membilangnya sebagai tiang.
Tatkala kehidupan adalah bangunan,
engkaulah tiang dalam bangunan rumah tanggamu.
Engkau sandaran bagi dinding, pintu, atap, dan jendela.
Nabi selalu benar memilih istilah kata.
Kerana di rumahmu semua urusan kepadamu bertumpu.
Maka, sebagai tiang kau harus kuat tak tergoyahkan.
Sebagai sandaran kukuhmu adalah karang di lautan.
Tidak rentan diterjang angin dan badai.


“Tapi aku tak sekuat itu..” katamu

“Aku tak berdaya menghadapi kebrutalan dunia ini, zaman semakin menggerusku, bebannya melumatku hingga luluh, aku begitu lemah, aku tertindas, aku teraniaya” katamu lagi

Tunggu wahai perempuan..
Kau lupa.. ada Allah dalam hidupmu
Yang siap menanggung segala keluh
Ada Allah dalam harimu, sumber kekuatan yang penuh
Ada Allah dalam hatimu, jika kau serahkan padaNya segala sesuatu
Allah akan menjaganya hingga utuh.
Maka, dalam setiap gerimis kesedihan,
hanyutkan dirimu dalam zikir panjang malammu
Dalam tiap kerikil tajam di jalanan,
benamkan wajahmu dalam sujud kepasrahan.
Dalam tiap duka yang menyapa,
hanyutkan air matamu dalam sungai kasihNya.
Dalam tiap nestapa, larutkan pahit air matamu dalam manis cinta-Nya
Dan dalam tiap kelabu langitmu, panggillah namaNya
Allah.. Allah.. Allah..
Dan tunggulah..
Hingga Allah merubah mendungmu menjadi pelangi warna warni.

Sumber: Sajak Radio IKIM